Dalam sebulan berhasil mengumpulkan tabungan sebesar Rp 500 ribu. Hingga bulan Agustus 2013, Al-Madaniah mengelola modal sekitar Rp 6 juta.
Jawa Barat-Awalnya Ai Siti Aisyah ragu anggota majelis taklim yang dipimpinnya dapat mandiri secara ekonomi. “Kami paham jika anggota majelis bersatu, maka bisa membangun perekonomian bersama. Tapi yang kami bingung bagaimana memulainya?” kenang pemimpin Majelis Taklim Al-Madaniah, Cidahu, Sukabumi ini.
Keraguan Ai mulai kempis saat pertama kali bertemu dengan pendamping masyarakat dari the Wahid Institute (WI) ke majlis taklimnya pada Maret silam. “Mereka menantang kami agar segera mewujudkan membangun lembaga ekonomi bersama,” jelasnya.
Caranya, kata Ai, mengaktifkan tabungan anggota majelis. Tantangan itu dijawab para anggota majelis taklim Al-Madaniah. Dalam sebulan mereka berhasil mengumpulkan tabungan sebesar Rp 500 ribu. Kini hasilnya dirasakan Al Madaniah. Hingga bulan Agustus 2013, Al-Madaniah mengelola modal sekitar Rp 6 juta. “Ini membuat kami bersemangat. Modal yang terkumpul itu kami gunakan untuk usaha bersama antara lain beras murah, seragam sekolah untuk anak-anak anggota majelis taklim, dan sembako murah saat hari raya Idul Fitri kemarin,” ungkap Ai.
Kini Al Madaniah bersiap ingin mengadakan pelatihan pengelolaan lembaga ekonomi mikro. “Agar kami dapat mengelola dana yang dimanahkan anggota dengan baik dan transparan.”
Majelis Taklim Al Madaniah yang terletak di Kampung Cikareo, Cidahu salah satu majelis taklim dampingan WI. Masih ada tujuh majelis taklim dampingan di Jawa Barat: Majelis Taklim Miftahul Huda, Cijabon, Cicantayan, Sukabumi; Di Kota Tasikmalaya ada MT Nurul Hidayah, Kahuripan Tawang dan MT. An Nissa, Sangkali Tamansari; di Kabupaten Garut yaitu Majelis Taklim Al Fauzi, Sukamukti,Cilawu, dan Majelis Taklim Al Hikmah, Sukawargi, Cisurupan; dan di Kabupaten Bandung yaitu Majelis Taklim Al Hilmi, Dayeuhkolot dan Majelis Taklim Al Ikhlas, Rancamanyar, Baleendah.
“Delapan majelis taklim di empat kabupaten di Jawa Barat itu menjadi dampingan Wahid Institute selama dua tahun,” jelas Gamal Ferdhi, Program Officer Penguatan Ekonomi Rakyat Berbasis Majelis Taklim.
Semua majelis taklim dampingan WI itu, kata Gamal, merasakan manfaat yang besar dengan program ini. Berkembangnya usaha ekonomi bersama berdampak pada bertambahnya pendapatan anggota majelis taklim. “Ibu-ibu juga ingin kegiatan yang manfaatnya dapat dirasakan langsung di dunia, tak hanya di akhirat,” jelasnya.
Selain menguatkan majelis-majelis tersebut dalam bidang ekonomi rakyat, nantinya para anggota majelis taklim tersebut akan dilatih agar aktif berpartisipasi dalam perencanaan dan penganggaran keuangan pemerintah daerah. “Juga yang menjadi fokus kepedulian WI selama ini, yaitu para anggota majelis dapat mempromosikan toleransi beragama,” ungkap Gamal. (GF/WI)